Gudang Informasi

Usulan Guru Sd Dampingi Siswa Semenjak Kelas I - Vi

Usulan Guru Sd Dampingi Siswa Semenjak Kelas I - Vi
Usulan Guru Sd Dampingi Siswa Semenjak Kelas I - Vi
Usulan Guru SD Dampingi Siswa Sejak Kelas I  Usulan Guru SD Dampingi Siswa Sejak Kelas I - VI
Guru mengetahui persis perkembangan setiap siswa (ilustrasi: republika)
Ada proposal untuk guru sekolah dasar (SD) sebaiknya membimbing atau mendidik siswa semenjak kelas I hingga kelas VI. Ketika seorang guru mengajar kelas 1 kemudian tahun berikutnya mengajar siswa yang sama di kelas II dan seterusnya hingga kelas VI. Bukan hanya siswa yang naik kelas, gurunya juga. Dengan pendampingan siswa secara berkelanjutan guru sanggup mengetahui persis perkembangan setiap siswa. Metode ini juga sanggup menyebarkan wawasan keilmuan dan kompetensi guru.

Usulan guru kelas SD mendampingi siswa semenjak dari kelas I hingga kelas 6 ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Guru Besar Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang, Supriyono. ”Bukan hanya siswa yang naik kelas, gurunya juga. Jadi, guru tak selamanya di kelas I atau kelas II. Mau tidak mau wawasan keilmuannya akan bertumbuh,” kata Supriyono seusai rapat dengar pendapat umum dengan panitia kerja kurikulum Komisi X dewan perwakilan rakyat (21/01/2013).

Metode ibarat ini akan sesuai dengan metode yang akan dipakai pada Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran tematik integratif. Dalam metode tematik integratif, bahan didik tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu, melainkan dalam bentuk tema.

Supriyono mengapresiasi upaya pengembalian pendidikan dasar pada metode pembelajaran tematik integratif integratif. Pendidikan dasar harus umum alasannya menjadi dasar bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Kekhawatirannya ialah kesiapan mental guru dalam menerapkannya pada kurikulum baru.

”Tak sanggup eksklusif spesialisasi bidang tertentu. Risikonya, penyiapan guru butuh waktu paling tidak setahun. Saya khawatir guru tak siap secara mental jikalau dilaksanakan tahun ini,” kata Supriyono.

Sementara itu, pengamat pendidikan HAR Tilaar memiliki pemikiran yang berbeda dengan Supriyono. Ia menilai metode tematik integratif itulah yang menjadi perkara di Kurikulum 2013. Contohnya peleburan mata pelajaran IPA dan IPS ke Bahasa Indonesia, tak sanggup dilakukan alasannya akan menyulitkan menumbuhkan minat siswa terhadap sains.

”Pendidikan dasar itu mengajarkan tiga hal. Membaca, menulis, dan menghitung. Bagaimana caranya mau disatukan dalam Bahasa Indonesia? Uji coba dan penilaian saja dulu. Jangan-jangan nanti anak sanggup membaca tapi tak sanggup menghitung,” kata Tilaar dikutip dari Kompas.com

Mohammad Fakry Gaffar, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia menilai Kurikulum 2013 belum siap diterapkan. Banyak hal perlu diselesaikan, ibarat kelengkapan dokumen, konten/isi kurikulum, dan panduan implementasinya yang belum tersusun lengkap. ”Dokumennya saja belum lengkap. Kesiapan implementasi ini yang dipertanyakan banyak pihak,” kata Fakry

Bagaimana berdasarkan pendapat Bapak Ibu mengenai proposal guru kelas SD mendampingi siswanya, mengikuti mulai dari kelas I hingga kelas VI? Apakah hal ini tidak akan menyeabakan kebosanan bagi siswa maupun guru, alasannya itu berarti selama 6 tahun akan bersama guru dan siswa yang sama? Dan bagaimana juga kesiapan Bapak Ibu terhadap Kurikulum 2013, sudahkan siap? Tulis saja komentarnya di kotak komentar!
Advertisement